Resah bertandang lagi
Aduh ! mengapa kerap kali ia datang menghampiri
Puas hati berteriak…lalu dikatakan padanya “ nyah kau dari sini !”
Tapi, mengapa ? susah benar ia menyingsing pergi
Gelora perasaan ini…semakin dalam lukanya
Namun tidak mampu dikhabarkan kepada sesiapa
Lantas, sejadah hijau itu kubentangkan
Dalam sujud penuh pengharapan
ku biarkan titis mutiara jernih itu menjadi teman
Esak tangis dalam sendu, ku luahkan kegusaran pada-Nya
Sampai bila harus begini…
Ya Latif, Ya Latif, Ya Latif…
Lunyaikanlah hatiku ini dengan pujukan-Mu
Yakinkanlah aku dengan ketentuan-Mu
Lalu kukatakan pada kalbu…
Mengapa harus menjadi penyiksa?
Kenapa tidak dibiarkan Iman menjadi pemilih?
Tuntas dibiarkan nafsu menjadi raja
Oh, duhai hati…acap kali ia mengeluh
Mungkinkah ada cerita cinta di dalamnya
Atau jua cerita duka
Lalu ku simpulkan cinta, ku ikat duka menjadi satu
Lantas terus merintih belas dari Yang Esa
Biarkan hanya satu bertakhta di hati
Hanya satu nama mengalir di urat jasad
Demi sebuah barakah yang sejati
No comments:
Post a Comment